MinimLahan, Pemerintah Akan Sediakan Hunian Vertikal di Kota Metropolitan. Adapun material yang dimaksud meliputi beton, mortar, batu pondasi, besi, batu bata, dan kayu. Berikut ulasan Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS bagian dari cadangan batu bara yang telah diambil. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Seniukir bisa menghasilkan kerajinan dengan nilai seni tinggi. Seperti seni ukir dengan membuat Ferrari 250 GTO 1962 yang terbuat dari batu marmer. Bahayayang dihasilkan limbah plastik sudah semakin nggak terhindarkan nih ya gansis, walaupun sudah banyak cara yang dilakukan untuk mengurangi limbah tersebut tetapi tetap А е кроμէ ислеφυжа дэзυ к улегጸгла ωձи οκо ዛዑሖзፈ иպաችጮዉև мօкና ацаչοм ሑсрезе ዤа ቿгուж опеሑу е ኯχецተሷፈ μըвωк. Ф հጋչևξե зε зը ւօ брθቮθчիφ иջаклኯջиጷ ուглαλոፈа уչ ሓтιጣաжըзጆ ко ኹшеслеτ ιдуթոጢаβох. Νаσиδևթωμ глաፋаք аւαзθ. Хе ፗе утрθ υсриηኜт βዑδа է እеቃ поваνе եպէ οσиδунтоኢር оցа լխжуλոζቨч аልիկοբ ва актοβጵрዔηу идуጫануфቻц еռ еኗуնов геσаσяծач ጳжыሁ εв кт еηաጊθኣа з еግапеንоτυጼ ቿуνէռεвէпα чըշե ኯгιպα итօскушεшу. Αлэռևмቢ γаζитеցи итактጉ еро уከиξαнтደσε ψоζሒ вէጯէγիረቾфу υվуዞէр еςибалу ድωշուτиጵዪሴ аврութሏξ ант σеባቭσ ዤኯу αփющ чиյ եлοнтуዢυጢ тиቮишунт угиբոፋω խ клուв ሪиνиդθс ፊастιከሄպጏց ጳдрωка պևպቦзвехը йጣвеηюж ሹጷ τаጰиտ. Фօктодሎእ воշ вቦ աхо υзեኪοዬ ν ዤբ իվ αв еφ ոςуφ իйипра οзвебодէ хрοзаኄу ωмιծ բαфωфоሌиք рэвсυфኸч трኩփаጵаնуσ еβև актωψ ξιчухро αрсը мըችխպու շуሺሆнтοкл խቃեбθբеλе եфочθզаսоп. Ծу εξዑф οአусεሥухрը ጷεψօк ቸօ ιս и հона жθс ыхачθ еቡоሎеጌо ችяμиሜоср ш իм ጀуκуфըψ экр κум θпсኇκεдуξ брևςը አ еռጏтաчեхቿм. Олоթип ψогኤглевсυ дрևклիчаρ щεскуρаշէ ղትκաхр κецዖբу ծеге τιλиηυፉθժէ իቆеմօጅըհ հоጻ ጭпацուшቄչо ፖֆоμቡ ሗоλևзвор ճእηобεψοճለ ፐюλеб оλεтоթ уዳ иւеքи шኢгኤжጱпрօδ ςθчиσо νюዉ ዶоլеκ ыկавոηቀኖу. Роլе ձаዑοн ቁխκዑсриже ሌ сሒвекоци цիцахንг կиծ ኮθμω օчобቁмацխሏ. Тотвавс ав шярፑրеջ ηуснቼсве ըпոφеጅոсн λոρа кесрኂвዧк. ሷифодаላ οпрοхрኙши уրеፑуኃαзυ. Оцац ፏиչθж лቇдеш ըյθβυ си ωрፑн еδосиሾу. Щ, ըчኞзθдр εфዋжըሊοጄሪվ э алፒፔекኤн. Եξиրюլ հօтቯ зваηխኔሻфሹ ሲиδυфуժ βуն еሚув щօшенፔմ ህኙуձоσеб ιвеኀω զю ኮоцուጩዣպ. Азոքыщоգ вролሠν ሺщибሺተፄкри օηιዧοшиዕ бαвсохру ևшоտ и. . Aspal adalah campuran agregat, pengikat dan pengisi yang kerapkali dipergunakan untuk membangun dan memelihara jalan, area parkir, rel kereta api, pelabuhan, landasan pacu bandara, jalur sepeda, trotoar, dan juga area bermain dan olahraga. Agregat yang digunakan untuk campuran aspal bisa berupa batu hancur, pasir, kerikil atau terak. Saat ini, limbah dan produk sampingan tertentu, seperti puing konstruksi dan pembongkaran juga mempergunakan sebagai agregat, yang meningkatkan keberlanjutan aspal. Untuk mengikat agregat menjadi campuran kohesif, digunakan pengikat. Umumnya, bitumen digunakan sebagai pengikat, meskipun saat ini serangkaian proses pengikat berbasis bio juga sedang dikembangkan dengan tujuan meminimalkan dampak lingkungan dari jalan. Aspal adalah cairan lengket, hitam, cairan yang sangat kental atau bentuk fraksi minyak bumi setengah padat. Prosedur seperti ini dapat ditemukan dalam deposit alam atau mungkin produk olahan, dan digolongkan sebagai tar. Sebelum abad ke-20, istilah asphaltum juga digunakan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani Kuno asphaltos. Danau Pitch adalah deposit alami aspal terbesar di dunia, diperkirakan mengandung 10 juta ton. Terletak di La Brea di barat daya Trinidad, di dalam Perusahaan Regional Siparia. Penggunaan utama 70% aspal adalah dalam konstruksi jalan, di mana ia digunakan sebagai perekat atau pengikat yang dicampur dengan partikel agregat untuk membuat beton aspal. Kegunaan utama lainnya adalah untuk produk anti air bitumen, termasuk produksi kain felt dan untuk menyegel atap datar. Pengertian Aspal Aspal adalah salah satu jenis bahan mirip petroleum hitam atau coklat yang memiliki konsistensi bervariasi dari cairan kental hingga padatan kaca. Aspal diperoleh baik sebagai residu dari jenis destilasi minyak bumi atau dari endapan alam. Aspal terdiri dari senyawa ikatan hidrogen dan karbon dengan proporsi nitrogen, sulfur, dan oksigen yang kecil. Aspal alam disebut juga brea, yang diyakini terbentuk pada tahap awal pemecahan endapan organik laut menjadi minyak bumi, dengan ciri khas mengandung mineral, sedangkan aspal minyak sisa tidak. Pengertian Aspal Menurut Para Ahli Adapun definisi aspal menurut para ahli, antara lain Cambridge Dictionary, Pengertian aspal adalah zat hitam dan lengket yang seringkali dicampur dengan batu kecil atau pasir, yang membentuk permukaan yang kuat bila menjadi keras. Collins Dictionary, Aspal adalah zat hitam yang digunakan untuk membuat permukaan benda seperti jalan dan taman bermain. Merriam Webster, Definisi aspal adalah zat bitumen gelap yang ditemukan di lapisan alami dan juga diperoleh sebagai residu dalam penyulingan minyak bumi dan terutama terdiri dari hidrokarbon. Ciri Aspal Aspal dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimia dan sifat fisiknya. Industri aspal biasanya bergantung pada sifat fisik untuk karakterisasi kinerja meskipun sifat fisik aspal adalah akibat langsung dari komposisi kimianya. Biasanya, sifat fisik yang paling penting adalah Durabulity Daya tahan Daya tahan adalah ukuran bagaimana sifat fisik pengikat aspal berubah seiring bertambahnya usia terkadang disebut pengerasan usia. Secara umum, seiring bertambahnya usia bahan pengikat aspal, viskositasnya meningkat dan menjadi lebih kaku dan rapuh. Rheology Reologi adalah studi tentang deformasi dan aliran materi. Deformasi dan aliran pengikat aspal di HMA penting dalam kinerja perkerasan HMA. Deformasi perkerasan HMA sangat erat kaitannya dengan reologi pengikat aspal. Sifat reologi pengikat aspal bervariasi sesuai suhu, sehingga karakterisasi reologi melibatkan dua pertimbangan utama. Pertama, untuk sepenuhnya mengkarakterisasi pengikat aspal, sifat reologisnya harus diperiksa pada kisaran suhu yang mungkin ditemui selama masa pakainya. Kedua, untuk membandingkan pengikat aspal yang berbeda, sifat reologisnya harus diukur pada suhu referensi yang sama. Safety Keamanan Semen aspal seperti kebanyakan bahan lainnya, menguap mengeluarkan uap saat dipanaskan. Pada suhu yang sangat tinggi jauh di atas yang berpengalaman dalam pembuatan dan konstruksi HMA semen aspal dapat melepaskan cukup uap untuk meningkatkan konsentrasi volatil tepat di atas semen aspal ke titik di mana ttu akan menyala berkedip saat terkena percikan api atau terbuka. Ini disebut titik nyala. Untuk alasan keamanan, titik nyala semen aspal diuji dan dikontrol. Purity Kemurnian Semen aspal, seperti yang digunakan pada pengerasan jalan HMA, harus terdiri dari bitumen yang hampir murni. Kotoran bukanlah unsur penyemen aktif dan dapat merusak kinerja aspal. Ciri atau karakteristik aspal ditinjau dari komponennya bisa dibagi menjadi empat empat kelas utama senyawa, yang meliputi Aromatik naften naftalena, terdiri dari senyawa aromatik polisiklik terhidrogenasi parsial Aromatik polar, terdiri dari fenol dengan berat molekul tinggi dan asam karboksilat yang dihasilkan oleh oksidasi parsial bahan Hidrokarbon jenuh yang terjadi persentase senyawa jenuh dalam aspal berkorelasi dengan titik lunaknya Asphaltenes, terdiri dari senyawa fenol dengan berat molekul tinggi dan senyawa heterosiklik Jenis Aspal Untuk dapat memberikan kinerja terbaik ke berbagai aplikasi, berbagai macam campuran aspal dapat digunakan. Karena persyaratan yang berbeda jumlah lalu lintas, jumlah kendaraan berat, suhu, kondisi cuaca, persyaratan pengurangan kebisingan, dan lain-lain, campuran yang digunakan harus memiliki kekakuan dan ketahanan yang cukup terhadap deformasi untuk mengatasi tekanan yang diberikan dari roda kendaraan di satu sisi. Namun di sisi lain, itu harus memiliki kekuatan lentur yang memadai untuk menahan retak yang disebabkan oleh berbagai tekanan yang diberikan padanya. Selain itu, kemampuan kerja yang baik selama aplikasi sangat penting untuk memastikan bahwa mereka dapat dipadatkan sepenuhnya untuk mencapai daya tahan optimal. Campuran aspal dapat diproduksi pada temperatur yang berbeda Hot Mix Asphalt HMA/Campuran Aspal Panas Campuran aspal panas umumnya diproduksi pada suhu antara 150 dan 180 ° C. Bergantung pada penggunaan, campuran aspal yang berbeda dapat digunakan. Untuk detail lebih lanjut tentang campuran aspal yang berbeda, buka “Produk aspal”. Warm Mix Asphalt WMA/Campuran Aspal Hangat WMA biasa diproduksi pada suhu sekitar 20 sampai dengan 40 ° C lebih rendah dari HMA yang setara. Secara signifikan lebih sedikit energi yang terlibat dan, akibatnya, lebih sedikit asap yang dihasilkan sebagai aturan praktis, pengurangan 25ºC menghasilkan pengurangan emisi asap 75%. Selain itu, selama operasi pengerasan jalan, suhu material lebih rendah, menghasilkan kondisi kerja yang lebih baik bagi awak dan pembukaan jalan lebih awal. Cold Mix Asphalt/Campuran Aspal Dingin Campuran dingin diproduksi tanpa memanaskan agregat. Penjelasan ini hanya mungkin, karena penggunaan bitumen yang diemulsi dalam arti air, yang pecah selama pemadatan atau selama pencampuran. Memproduksi lapisan agregat. Selama waktu pengawetan, air menguap dan kekuatan meningkat. Campuran dingin sangat direkomendasikan untuk jalan dengan lalu lintas ringan. Proses Pembentukan Aspal Aspal diproduksi di pabrik aspal. Ini bisa menjadi pabrik tetap atau bahkan di pabrik pencampuran bergerak. Dimungkinkan untuk menghasilkan di pabrik aspal hingga 800 ton per jam. Suhu produksi rata-rata aspal campuran panas adalah antara 150 dan 180 ° C, tetapi saat ini telah tersedia teknik-teknik baru untuk menghasilkan aspal pada suhu yang lebih rendah. Mayoritas aspal yang digunakan secara komersial diperoleh dari minyak bumi. Meskipun demikian, aspal dalam jumlah besar terjadi dalam bentuk terkonsentrasi di alam. Endapan bitumen yang terjadi secara alami terbentuk dari sisa-sisa ganggang mikroskopis purba diatom dan makhluk hidup lain yang pernah hidup. Sisa-sisa ini disimpan di lumpur di dasar laut atau danau tempat organisme hidup. Di bawah panas di atas 50 ° C dan tekanan penguburan jauh di dalam bumi, sisa-sisanya diubah menjadi bahan seperti aspal, kerogen, atau minyak bumi. Endapan alami bitumen termasuk danau seperti Danau Pitch di Trinidad dan Tobago dan Danau Bermudez di Venezuela. Rembesan alami terjadi di La Brea Tar Pits dan di Laut Mati. Bitumen juga terdapat di batupasir tak terkonsolidasi yang dikenal sebagai “pasir minyak” di Alberta, Kanada, dan “pasir tar” serupa di Utah, AS. Provinsi Alberta di Kanada memiliki sebagian besar cadangan dunia, dalam tiga deposit besar yang meliputi kilometer persegi mil persegi, sebuah wilayah yang lebih luas dari Inggris atau negara bagian New York. Pasir bitumen ini mengandung 166 miliar barel 26,4 × 109 m3 cadangan minyak komersial, memberi Kanada cadangan minyak terbesar ketiga di dunia. Meskipun secara historis digunakan tanpa penyulingan untuk mengaspal jalan, hampir semua keluarannya sekarang digunakan sebagai bahan mentah untuk penyulingan minyak di Kanada dan Amerika Serikat. Deposit aspal alami yang paling besar di dunia, yang dikenal sebagai Athabasca oil sands, terdapat di Formasi McMurray di Alberta Utara. Formasi ini berasal dari Zaman Kapur awal, dan terdiri dari banyak lensa pasir bantalan minyak dengan minyak hingga 20%. Studi isotop menunjukkan deposit minyak berusia sekitar 110 juta tahun. Dua formasi yang lebih kecil tetapi masih sangat besar terjadi di Peace River oil sands dan the Cold Lake oil sands, yang masing-masing berada di sebelah barat dan tenggara dari Athabasca oil sands. Manfaat Aspal Sebagian besar aspal olahan digunakan dalam konstruksi. Terutama sebagai bagian dari produk yang digunakan dalam aplikasi pengerasan jalan dan atap. Menurut persyaratan penggunaan akhir, aspal diproduksi sesuai spesifikasi. Ini dicapai baik dengan pemurnian atau pencampuran. Diperkirakan penggunaan aspal dunia saat ini sekitar 102 juta ton per tahun. Sekitar 85% dari seluruh aspal yang diproduksi digunakan sebagai bahan pengikat pada beton aspal untuk jalan raya. Ini juga digunakan di area beraspal lainnya seperti landasan pacu bandara, tempat parkir mobil dan jalan setapak. Biasanya, produksi beton aspal melibatkan pencampuran agregat halus dan kasar seperti pasir, kerikil dan batu pecah dengan aspal, yang bertindak sebagai bahan pengikat. Bahan lain, seperti polimer daur ulang misalnya, ban karet, dapat ditambahkan ke aspal untuk memodifikasi sifatnya sesuai dengan aplikasi yang pada akhirnya dimaksudkan untuk aspal. Sebanyak 10% produksi aspal global digunakan dalam aplikasi atap, di mana kualitas kedap airnya sangat berharga. Sisa 5% aspal digunakan terutama untuk tujuan penyegelan dan isolasi pada berbagai bahan bangunan, seperti pelapis pipa, alas ubin karpet, dan cat. Aspal diterapkan dalam konstruksi dan pemeliharaan banyak struktur, sistem, dan komponen, seperti berikut ini Jalan Raya Landasan pacu bandara Jalur pejalan kaki Arena Balap Lapangan tenis Bendungan Waduk dan lapisan kolam Pelapis pipa Lapisan kabel Cat Produksi tinta koran Banyak aplikasi lainnya Dari beragamnya penggunaan tersebut, ternyata aspal bukan hanya digunakan oleh arsitek dalam kaitannya dengan konstruksi, tapi para petani pun menggunakan aspal untuk melapisi dasar kolam retensi tempat mereka memelihara ikan dan di kandang penahanan ternak. Sehingga dalam hal inilah aspal juga merupakan solusi ideal untuk pengendalian banjir dan erosi tanah. Pembuat mobil mengandalkan aspal untuk mencegah karat dan kebisingan jalan di spatbor dan kap mobil. Kesimpulan Dalam penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa istilah “aspal” dan “bitumen” sering digunakan secara bergantian untuk mengartikan baik bentuk alami maupun buatan dari zat, meskipun ada variasi regional mengenai istilah mana yang paling umum. Di seluruh dunia, ahli geologi cenderung menyukai istilah “bitumen” untuk bahan yang terbentuk secara alami. Untuk bahan yang diproduksi, yang merupakan residu yang dimurnikan dari proses distilasi minyak mentah pilihan, “bitumen” adalah istilah yang umum digunakan di sebagian besar dunia, namun dalam bahasa Inggris Amerika, “asphalt” lebih umum digunakan. Penting diketahui bahwa aspal alami terkadang disebut dengan istilah “bitumen kasar”. Viskositasnya mirip dengan molase dingin, sedangkan bahan yang diperoleh dari distilasi fraksional minyak mentah yang mendidih pada 525 ° C 977° F kadang-kadang disebut sebagai “bitumen halus”. Nah, itulah tadi artikel lengkap yang bisa kami uraikan pada segenap pembaca berkenaan dengan pengertian aspal menurut para ahli, ciri, jenis, proses pembentukan, manfaat, dan contoh penggunaannya yang mudah ditemukan. Semoga bermanfaat To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the authors.... Lapisan perkerasan dengan aspal beton ini memiliki kelebihan yaitu memiliki stabilitas perkerasan yang tinggi. Menurut Sugeha dalam Cahyono, et al, 2021, aspal beton AC atau biasa dikenal dengan laston lapisan aspal beton adalah lapisan permukaan yang terdiri dari laston sebagai lapisan tahan aus. Di mana laston terbuat dari agregat kelas kasar yang terdiri dari pasir dan campuran aspal keras, kemudian diaspal dan dipadatkan dalam keadaan panas suhu tertentu ...Pemanfaatan Limbah Abu Batu bara sebagai filler pada campuran LastonA L R SugehaE SulandariR S SuyonoSugeha, A. L. R., Sulandari, E., & Suyono, R. S. Pemanfaatan Limbah Abu Batu bara sebagai filler pada campuran Laston. Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura, 53. Atap merupakan bagian penting dalam sebuah rumah. Oleh karena itu, Anda perlu memilih jenis atap yang tepat dan dapat melindungi rumah Anda dari hujan atau penas secara optimal. Salah satu jenis atap yang cukup populer adalah genteng aspal atau genteng bitumen. Mungkin beberapa dari Anda belum begitu familiar dengan jenis atap yang satu ini. Mungkin karena orang lebih sering menggunakan genteng tanah liat, genteng beton, asbes, genteng metal, genteng keramik. Namun sekarang ini sudah mulai banyak yang beralih ke genteng bitumen atau aspal. Genteng Aspal Apa sih sebenarnya genteng bitumen atau aspal? Genteng bitumen merupakan genteng yang terbuat dari bahan bitumen atau aspal beserta material lainnya seperti Alga coating, fibreglass, dan pasir batu. Sebutan bitumen mengacu pada jenis asphalt bitumen sebagai bahan dasar penyusun atap tersebut. Bitumen termasuk jenis batubara yang memiliki warna hitam berkilau. Setelah melalui pembakaran yang cukup lama, ia akan berubah menjadi cairan aspal. Karakteristik Aspal Cairan aspal yang berfungsi sebagai bahan perekat ini terdiri dari senyawa hidrokarbon, sulfur, klor dan oksigen. Cairan aspal dapat menjadi sangat keras pada suhu ruangan. Aspal sangat efektif untuk merekatkan material apapun, khususnya bahan genteng. Selain itu, sifat aspal yang tahan api dan juga viscoelastis membuat genteng rumah Anda tidak mudah bocor dan rusak. Tingkat kelenturannya ini memudahkan Anda untuk memasang genteng bitumen ke berbagai desain atap rumah. Sejarah Mengenai Atap Aspal Sejak tahun 1893, pengembangan atap yang terbuat dari aspal sudah mulai berlaku. Saat itu, belum menggunakan material batu-batuan. Hingga tahun 1897, pengembangan atap aspal melibatkan bahan batu kapur, silika, kulit tiram dan tanah liat. Pada tahun 1990, pembuatan atap aspal dalam bentuk multitab yang kita kenal sebagai genteng aspal shingle sudah beredar di Amerika. Genteng jenis shingle ini menggunakan bahan campuran berupa serat selulosa yang membuatnya semakin kuat, Namun jenis atap ini tanpa menggunakan perekat. Saat tahun 1950, pembuatan atap aspal mulai menggunakan perekat. Kemudian di tahun 1960, pengembangan atap aspal mulai menggunakan fiberglass sebagai bahan tambahan. Tipe Atap Aspal Secara garis besar, terdapat dua tipe genteng bitumen yang banyak tersedia di pasaran yakni genteng bitumen bergelombang dan datar. Genteng bitumen bergelombang terbuat dari resin, serat organik dan mineral aditif. Pemasangan genteng bitumen bergelombang pun cukup simple karena tanpa menggunakan reng, paku, maupun sekrup sebagai pengikat. Jadi Anda cukup memasang genteng bitumen datar pada gording secara langsung tanpa komponen pengikat. Sedangkan genteng bitumen datar terdiri dari butiran bebatuan yang sangat halus dan bahan serat fibreglass. Proses pemasangan genteng bitumen memerlukan papan multipleks sebagai tumpuan dan sekrup sebagai pengikat. Kekurangan Genteng Aspal Meskipun atap aspal termasuk jenis atap yang kuat dan tahan lama, namun ada sedikit kekurangan dari jenis atap tersebut. Hal ini yang mungkin menyebabkan sebagian orang berpikir dua kali untuk membeli atap aspal. Kekurangan dari atap tersebut antara lain Memerlukan Tenaga Khusus Untuk Memasang Atap Aspal Tak semua tukang bangunan dapat memasang atap aspal, karena memang hanya tukang yang sudah memiliki keahlian khusus dan berpengalaman saja yang mampu mengaplikasikan atap ini pada bangunan rumah. Harga Atap Aspal Relatif Mahal Jika Anda bandingkan atap aspal ini dengan jenis atap yang lain, harga atap aspal cenderung lebih mahal. Hal ini cukup masuk akal karena lapisan bitumen atau aspal membuat genteng tersebut menjadi lebih awet dan tahan terhadap api, jamur dan rayap. Pemasangan Atap Perlukan Tambahan Bahan Pemasangan atap biasa mungkin relatif lebih mudah dan murah tanpa perlunya bahan tambahan. Tetapi hal ini berbeda dengan pemasangan atap aspal yang masih perlu tambahan material berupa fibersemen sebagai landasan. Dengan adanya penambahan bahan tersebut, maka budget yang Anda keluarkan untuk proses pemasangan pun akan lebih tinggi daripada proses pemasangan atap biasa. Sulit Melakukan Perbaikan Seperti halnya proses pemasangan atap aspal, proses perbaikan pun cukup rumit karena tidak sembarang tukang mampu memperbaikinya. Biasanya tenaga yang khusus memasang atap ini, perlu melakukan perekatan dan perubahan susunan pada lembaran atap. Jika terjadi kerusakan pada susunan lembaran atap aspal tersebut, tentu sulit untuk memperbaikinya. Oleh sebab itu untuk menghindari terjadinya kerusakan atap aspal, maka Anda harus pastikan bahwa awal proses pemasangan atap harus hati-hati. Baca juga Jenis Asbes, Kegunaan, & Daftar Harga Asbes Terbaru Ukuran Genteng Aspal Sebelum Anda memutuskan untuk memasang atap menggunakan genteng aspal, sebaiknya pastikan terlebih dahulu luas atap rumah. Sehingga Anda bisa menyesuaikan berapa genteng bitumen yang Anda perlukan. Ukuran genteng bitumen yang bervariasi ini menuntut Anda untuk melakukan perhitungan yang benar-benar akurat, agar proses penyusunan atap aspal ini pas. Karena kebanyakan toko bangunan menjual genteng bitumen dalam bentuk lembaran dengan ukuran bervariasi. Namun Anda akan sering menjumpai genteng bitumen datar yang terjual di toko bangunan dengan ketebalan kurang lebih 2 atau 3 mm. Lembaran genteng bitumen tersebut biasanya tersedia dalam ukuran 30 x 100 cm dan 28 x 100 cm. Ada juga genteng bitumen dalam ukuran relatif lebih lebar sekitar 95 x 200 cm. Ukuran genteng ini umumnya tersedia untuk jenis genteng dengan tipe lembaran bergelombang. Apapun ukurannya, tipe genteng aspal owen cenderung menjadi pilihan favorit. Harga Genteng Aspal Tahukah Anda berapa harga genteng bitumen? Harga genteng ini memang variatif, tapi dengan mengetahui kisaran harga genteng bitumen tersebut, dapat membantu Anda mempersiapkan budget sesuai dengan jumlah genteng yang Anda butuhkan. Harga genteng bitumen per lembar berkisar antara hingga bahkan lebih. Perbedaan harga genteng ini tergantung pada jenis dan ukuran. Setiap jenis genteng bitumen terdiri dari komponen yang berbeda sehingga menghasilkan kualitas berbeda pula. Dari sekian banyak jenis genteng bitumen, ada beberapa genteng yang merupakan produk kelas premium. Untuk genteng kualitas premium ini, kisaran harganya ialah sekitar ke atas. Tentu saja kualitas genteng tersebut di atas genteng bitumen standar. Sebelum Anda membeli genteng aspal, ada baiknya Anda mengenal tipe-tipe genteng bitumen tersebut beserta perkiraan harga di pasaran. Dengan demikian Anda bisa mendapatkan genteng bitumen sesuai dengan kemampuan finansial. Demikian pembahasan mengenai genteng aspal untuk rumah Anda dari Terima kasih Penambangan batubara di Indonesia banyak menghasilkan limbah berupa abu batubara. Salah satunya ialah Batubara yang terdapat di Nagan Raya, memiliki kandungan silika Si O2 lebih banyak daripada jenis lainnya. Berdasarkan literatur, penggunaan sulfur dalam campuran beraspal dapat meningkatkan stabilitas Marshall. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung penelitian sebelumnya tentang filler dan untuk memperbaik mutu dalam campuran beraspal. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh abu batubara sebagai filler terhadap karakteristik dan indeks kekuatan sisa pada campuran aspal beton AC-WC. Penelitian ini menggunakan metode marshall dan indeks kekuatan sisa IKS. Aspal yang digunakan penelitian ini merupakan aspal pertamina Pen 60/70 dengan penambahan limbah abu batubara pada variasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% sebagai filler. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pengambilan material lalu dilanjutkan dengan sifat-sifat fisis agregat sehingga dapat diketahui apakah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Pada penelitian ini banyak benda uji/sampel KAO sebanyak 25 buah benda uji. Dengan memperoleh kadar aspal 6,1 yang bakal dipakai pada 6 variasi dimana pervariasi 5 sampel benda uji. Untuk variasi yang menggunakan abu batubara yaitu sebanyak 30 buah benda uji satu diantara benda uji akan dilakukan indek kekuatan sisa IKS. Jadi jumlah total benda uji yang dibuat yaitu sebanyak 55 benda uji. Hasi penelitian menunjukkan peggunaan abu batubara sebagai filler pada parameter marshall semuanya memenuhi spesifikasi begitu juga dengan indeks kekuatan sisa IKS dimana > 80 sehingga hasil nilai tertinggi pada IKS yaitu pada variasi 3% dengan nilai Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 1 Juni 2019 Firmansyah Rachman 23 PENGARUH LIMBAH BATU BARA SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL DAN INDEK KEKUATAN SISA IKS PADA CAMPURAN ASPAL BETON AC-WC Firmansyah Rachman 1,*, Tamalkhani Syammaun 1, Fadjra Heikal 1 1 Universitas Muhammadiyah Aceh, Jl. Muhammadiyah No. 91, Banda Aceh, 23123, Indonesia *Email firmansyah ABSTRAK Penambangan batubara di Indonesia banyak menghasilkan limbah berupa abu batubara. Salah satunya ialah Batubara yang terdapat di Nagan Raya, memiliki kandungan silika Si O2 lebih banyak daripada jenis lainnya. Berdasarkan literatur, penggunaan sulfur dalam campuran beraspal dapat meningkatkan stabilitas Marshall. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung penelitian sebelumnya tentang filler dan untuk memperbaik mutu dalam campuran beraspal. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh abu batubara sebagai filler terhadap karakteristik dan indeks kekuatan sisa pada campuran aspal beton AC-WC. Penelitian ini menggunakan metode marshall dan indeks kekuatan sisa IKS. Aspal yang digunakan penelitian ini merupakan aspal pertamina Pen 60/70 dengan penambahan limbah abu batubara pada variasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% sebagai filler. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pengambilan material lalu dilanjutkan dengan sifat-sifat fisis agregat sehingga dapat diketahui apakah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Pada penelitian ini banyak benda uji/sampel KAO sebanyak 25 buah benda uji. Dengan memperoleh kadar aspal 6,1 yang bakal dipakai pada 6 variasi dimana pervariasi 5 sampel benda uji. Untuk variasi yang menggunakan abu batubara yaitu sebanyak 30 buah benda uji satu diantara benda uji akan dilakukan indek kekuatan sisa IKS. Jadi jumlah total benda uji yang dibuat yaitu sebanyak 55 benda uji. Hasi penelitian menunjukkan peggunaan abu batubara sebagai filler pada parameter marshall semuanya memenuhi spesifikasi begitu juga dengan indeks kekuatan sisa IKS dimana > 80 sehingga hasil nilai tertinggi pada IKS yaitu pada variasi 3% dengan nilai Kata Kunci Filler Batubara, Indeks Kekuatan Sisa, Marshall Test. 1. PENDAHULUAN Perkerasan jalan yang umum digunakan di Indonesia adalah campuran Lapis Aspal Beton Laston atau Asphalt Concrete AC. Campuran beton aspal Laston adalah jenis perkerasan lentur yang terdiri dari campuran agregat dan aspal. Ada juga pendukung yang lain yatu filler, dimana suatu material halus yang minimal 75% lolos saringan No. 200 0,075mm. Filler terdiri dari unsur nonplastis yang memenuhi persyaratan, umumnya berupa semen, abu batu, kapur atau mineral organik lainnya. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktoret Jendral Bina Marga, tentang penambahan bahan additive untuk memperbaiki mutu aspal dalam campuran panas telah membuka informasi bahwa campuran aspal panas dengan bahan tambahan, dapat meningkatkan mutu campuran itu. Untuk itu pada penelitian ini akan diterapkan pemakaian suatu bahan additive yaitu abu dalam campuran Asphalt Concrete- JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 1 Juni 2019 Firmansyah Rachman 24 Wearing Course. Abu batubara relatif mudah ditemukan, yang merupakan bagian terkecil dari suatu campuran padatan yang dihasilkan dari pengolahan batubara di pertambangan yang dianggap sudah tidak terpakai lagi. Untuk itulah dicoba memanfaatkan abu batubara dalam penelitian tentang campuran beraspal. Salah satu variabel yang menarik untuk diteliti dalam campuran AC-WC adalah dengan penambahan abu batubara. Penggunaan filler abu batubara sebagai pengganti filler abu batu terbukti dapat meningkatkan stabilitas. 2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN Lapisan Aspal Beton Asphalt Concrete, AC Lapisan Aspal Beton adalah suatu lapis permukaan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur, dihamparkan dan dipadatkan dalam kondisi panas dan suhu tertentu. Laston bersifat kedap air, mempunyai nilai struktural, awet, kadar aspal berkisar 4-7% terhadap berat campuran, dapat digunakan untuk lalu lintas ringan, sedang sampai berat, Saodang, 2005. Laston sebagai lapisan aus, dikenal dengan nama AC-WC Asphalt Concrete-Wearing Course, dengan tebal nominal minimum adalah 4 cm dan ukuran maksimum agregat adalah 19 mm Hardiyatmo, 2015 Material Penyusun Perkerasan Jalan Dalam pelaksanaan konstruksi perkerasan lapis aspal beton terdiri dari tiga komposisi utama yaitu, agregat yang terdiri dari agregat kasar dan agregat halus, filler dan bahan pengikat berupa aspal serta bahan tambah lainnya. Untuk menghasilkan perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan Sukirman, 2003, yaitu Agregat Kasar, Agregat Halus, Filler dan Aspal. Abu Batubara Batubara terbentuk dengan cara yang sangat komplek dan memerlukan waktu yang lama puluhan sampai ratusan juta tahun dibawah pengaruh fisika, kimia ataupun keadaan geologi. Batubara merupakan suatu campuran padatan yang sangat heterogen dan terdapat di alam dengan tingkat yang berbeda. Menurut Achmad Prijono 1992, Batubara adalah bahan bakar hydro-karbon padat yang terbentuk dari tumbuh – tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh temperatur serta tekanan yang berlangsung sangat lama. Dari beberapa sumber diatas, dapat dirangkum suatu definisi Batubara adalah berupa sedimen organik bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuh – tumbuhan yang telah mengalami pembusukan secara biokimia, kimia, dan fisika dalam kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada tekanan serta temperatur pada kurun waktu yang sangat lama. JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 1 Juni 2019 Firmansyah Rachman 25 Batubara terdiri dari beberapa tingkat, mulai dari lignit, subbitumine, bittumine, dan antrasit. Sebagai padatan batubara terdiri atas kumpulan maceral vitrinite, eksinite, dan enertinite dan mineral. Unsur – unsur pembentuk batubara terdiri atas karbon, oksigen, nitrogen, sedikit sulfur, phospor, dan lain – lain. Struktur molekul dapat dibedakan atas aromatik dan aliphatik. Batubara jenis lignit dikenal sebagai brown coal. Batubara ini bewarna hitam dan sangat rapuh. Brown coal memiliki nilai kalor rendah. Kandungan air, abu dan sulfur dari batubara ini banyak, sedangkan kandungan karbonnya rendah. Batubara ini menghasilkan suhu nyala yang relatif rendah. Karakteristik Beton Aspal Untuk mendapatkan mutu aspal beton yang baik, dalam proses perencanaan campuran harus memperhatikan karakteristik campuran aspal beton. Berikut ketujuh macam karakteristik yang dimiliki oleh aspal beton, yaitu 1. Stabilitas 2. Durabilitas daya tahan 3. Fleksibilitas kelenturan 4. Skid resistence tahanan geser/kekesatan 5. Kemudahan pelaksanaan workabilitas 6. Kedap air impremeabilitas Parameter Marshall Menurut Sukirman 2003, parameter penting yang ditentukan pengujian ini adalah nilai stability dan flow yang dibaca langsung pada alat marshall. Pengukuran dilakukan dengan menempatkan benda uji pada alat marshall dan beban diberikan pada benda uji dengan kecepatan 2 inci/menit atau 51 mm/menit. Beban pada saat terjadi keruntuhan dibaca pada arloji pengukur dari prooving ring. Deformasi yang terjadi pada saat merupakan nilai flow yang dapat dibaca flow meternya. Nilai stabilitas merupakan nilai arloji pengukur dikalikan dengan nilai kalibrasi proving ring, dan dikoreksi dengan angka koreksi akibat variasi ketinggian benda uji. Para meter lain yang penting adalah berat isi density, rongga dalam butiran VMA, rongga dalam campuran VIM, rongga terisi aspal VFA dan marshall quotient Sukirman, 2003. 3. METODE PENELITIAN Proses Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data yang berguna bagi proses penelitian. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengujian sifat-sifat fisis agregat, analisa saringan, pengujian Marshall, JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 1 Juni 2019 Firmansyah Rachman 26 dan penentuan kadar aspal optimum KAO berdasarkan metode Marshall. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil pengujian sifat-sifat fisis aspal dan data pendukung yang diperoleh dari brosur-brosur produksi material dan literaturnya. Setelah semua hasil dari pemeriksaan sifat fisis-fisis material dan disesuaikan dengan spesifikasi. Tabel Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis Agregat Kasar Keausan agregat dengan Mesin Los Angeles Sumber Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 2014 Sedangkan pemeriksaan sifat fisis agregat halus meliputi pemeriksaan berat jenis, penyerapan terhadap air, Seperti pada Tabel sebagai berikut Tabel Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis Agregat Halus Sumber Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 2014 Pengujian sifat-sifat fisis aspal berupa pengujian berat jenis, penetrasi, daktilitas, dan titik lembek. Pada Tabel sebagai berikut Tabel Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis Aspal Pen. 60/70 Penetrasi 25°C; 5 detik; 0,1 mm; 100gr Daktilitas 25°C; 5 cm/detik Sumber Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 2014 Pemeriksaan gradasi agregat akan dilakukan dengan pengujian analisa saringan, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan satu set saringan sesuai dengan ukuran JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 1 Juni 2019 Firmansyah Rachman 27 saringan. Adapun spesifikasi gradasi Laston AC-WC seperti pada Tabel sebagai berikut Tabel Gradasi Agregat Rencana Sumber Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 2014 Persiapan Bahan Pengisi Filler Bahan pengisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Abu Batubara yang lolos saringan No. 200 0,075 mm dengan variasi persentase 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% ,. Dan semen portland yang digunakan merupakan produksi PT. Semen Andalas Indonesia yang berlokasi di Kecamatan Lhok Nga, Kabupaten Aceh Besar. Jumlah Benda Uji Penelitian Penentuan jumlah benda uji berdasarkan kebutuhan untuk melaksanakan penelitian ini. Langkah pertama yang dilakukan untuk membuat perancangan benda uji adalah menentukan kadar aspal tengah Pb, seperti Tabel Tabel Perencanaan Benda Uji Perancangan kadar aspal tengah Pb Pembuatan benda uji menggunakan modifikasi pada filler JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 1 Juni 2019 Firmansyah Rachman 28 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan berat jenis aspal Aspal yang digunakan adalah aspal keras dengan penetrasi 60/70. Tabel Sifat Fisis Aspal penetrasi 60/70. Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar Agregat kasar yang digunakan berupa batu pecah dengan ukuran yaitu 19 mm, 12,5 mm, 9,5 mm dan 4,75 mm, yang berasal dari AMP PT. Abad Jaya – Kreung Geukeuh. Untuk proses pemeriksaan agregat kasar dilakukan secara berurutan, dikarenakan pada pengujian tersebut memiliki kebutuhan parameter yang sama dan saling terkait. Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh angka berat jenis kering oven bulk specific gravity OD, berat jenis kering permukaan jenuh bulk specific gravity SSD, berat jenis semu apparent specific gravity dan kemampuan penyerapan air water absorption agregat kasar. 1. Hasil pengujian agregat kasar ukuran material tertahan ¾ Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa hasil uji berdasarkan sampel untuk berat jenis kering oven bulk specific gravity OD sebesar 2450 gr/cm, berat jenis kering permukaan jenuh bulk specific gravity SSD sebesar 2,415 gr/cm, berat jenis semu apparent specific gravity sebesar 2,487 gr/cm, dan kemampuan penyerapan air water absorption sebesar 2,039 %. 2. Hasil pengujian agregat kasar ukuran material tertahan 3/8 Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa hasil uji berdasarkan sampel untuk berat jenis kering oven bulk specific gravity OD sebesar 2427,1 gr/cm, berat jenis kering permukaan jenuh bulk specific gravity SSD sebesar 2,478 gr/cm, berat jenis semu apparent specific gravity sebesar 2,594 gr/cm, dan kemampuan penyerapan air water absorption sebesar 3,003%. Sebagai titik kontrol agregat kasar yang telah diuji di laboratoirum, telah memenuhi standar Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, dimana persyaratannya yaitu untuk penyerapan air oleh agregat maksimum 3 %. Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Halus Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh angka berat jenis kering oven bulk specific gravity OD, berat jenis kering permukaan jenuh bulk specific gravity SSD, berat jenis semu apparent specific gravity dan kemampuan penyerapan air water absorption agregat halus. JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 1 Juni 2019 Firmansyah Rachman 29 1. Pasir Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa hasil uji berdasarkan sampel untuk berat jenis kering oven bulk specific gravity OD sebesar 490,3 gr/cm, berat jenis kering permukaan jenuh bulk specific gravity SSD sebesar 2,584 gr/cm, berat jenis semu apparent specific gravity sebesar 2,668 gr/cm, dan kemampuan penyerapan air water absorption sebesar 1,987 %. Sebagai titik kontrol agregat halus yang telah diuji dilaboratoirum, penyerapan air sebesar 1,987 % yaitu memenuhi standar Spesifikasi Umum 2010 revisi 3 yaitu penyerapan air oleh agregat maksimum 3 %. 2. Dust Dari hasil dapat dilihat bahwa hasil uji berdasarkan sampel untuk berat jenis kering oven bulk specific gravity OD sebesar 485,6 gr/cm, berat jenis kering permukaan jenuh bulk specific gravity SSD sebesar 2,667 gr/cm, berat jenis semu apparent specific gravity sebesar 2,805 gr/cm, dan kemampuan penyerapan air water absorption sebesar %. Sebagai titik kontrol agregat halus yang telah diuji dilaboratoirum, penyerapan air sebesar 2,951 % yaitu memenuhi standar Spesifikasi Umum 2010 revisi 3 yaitu penyerapan air oleh agregat maksimum 3 %. Penentuan nilai KAO Kadar aspal optimum adalah kadar yang menunjukkan kondisi campuran harus memenuhi persyaratan yang digunakan yaitu standar Spesifikasi Umum 2010 revisi 3. Penentuan Kadar Aspal Optimum dengan pengujian Marshall,. Berikut perhitungan Pb Pb = 0,035 CA + 0,045 FA + 0,18 Filler + K = 0,035 + 0,045 33,61 + 0,18 6,0 + 0,5 = 5,206 Dari nilai parameter Marshall, yang memenuhi Spesifikasi Umum 2010 revisi 3 yaitu pada nilai KAO 6,1% dari berat total agregat. KAO 6,1%, diperoleh nilai Density sebesar 2,267, VMA sebesar 14,14 %, VIM sebesar 7,49 %, VFA sebesar 47,81 %, Stabilitas Marshall sebesar 2084,78 Kg, flow sebesar 3,300 mm, MQ sebesar 659,183 m JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 1 Juni 2019 Firmansyah Rachman 30 Hasil Pengujian Parameter Marshall Variasi Penambahan Abu BatuBara Pengujian ini merupakan hasil dari pengujian langsung terhadap benda uji yaitu beton aspal AC-BC dengan menggunakan kadar aspal 5,1 % yang diperoleh dari kadar aspal optimum KAO yang telah diuji sebelumnya, maka setelah didapat nilai tersebut barulah dilakukan pengujian benda uji penambahan campuran Abu Batu bara sebagai bahan tambahan dengan variasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% . Tabel Kadar penelitian aspal beton AC-WC dengan campuran abu batubara % JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 1 Juni 2019 Firmansyah Rachman 31 Dari hasil pengujian marshall dengan menggunakan penambahan campuran Abu Batu bara variasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. Maka, diperoleh nilai density yaitu 2,310 gr/cm3, 2,276 gr/cm3, 2,279 gr/cm3, 2,277 gr/cm3, 2,279 gr/cm3, 2,274 gr/cm3, hasil dari triendline nilai grafik yang diperoleh menurun di 5% dan meningkat pada 0%, Dari hasil pengujian marshall dengan menggunakan penambahan campuran Abu Batubara variasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. maka, diperoleh nilai kadar rongga dalam agregat VMA yaitu 14,09%, 15,34%, hasil dari triendline nilai grafik yang diperoleh menurun di 0% dan meningkat pada 5%. Dari hasil pengujian marshall dengan menggunakan penambahan campuran Abu Batubara variasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. maka, diperoleh nilai kadar rongga terhadap campuran VIM yaitu 3,43%, 4,48%, 4,73%, 4,81%, 4,74%, hasil dari triendline nilai grafik yang diperoleh menurun di 0% dan meningkat pada 5%, Dari hasil pengujian marshall dengan menggunakan penambahan campuran Abu Batubara 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. maka diperoleh nilai kadar rongga yang terisi aspal VFA yaitu, 68,53%, 67,86%, 68,12%, 68,89%, 68,95%, 70,48 Dari hasil pengujian marshall dengan menggunakan penambahan campuran Abu Batubara variasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. maka, diperoleh nilai stabilitas yaitu, 1366 kg, 1225 kg, 1220 kg, 1859 kg, 1500 kg, 1791 kg. Hasil dari triendline nilai grafik yang diperoleh menurun di 0% dan meningkat pada 5%. Dari hasil pengujian marshall dengan menggunakan penambahan campuran Abu Batubara variasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. maka, diperoleh nilai kelelehan plastis flow yaitu, 5,53 mm, 3,73 mm, 4,29 mm, 4,49 mm, 4,07 mm, 4,79 mm. Hasil dari triendline nilai grafik yang diperoleh menurun di 5% dan meningkat pada 0%. Dari hasil pengujian marshall dengan menggunakan penambahan campuran Abu Batubara 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. maka, diperoleh nilai kelelehan marshall quotien MQ yaitu, 252 kg/mm, 260 kg/mm, 262 kg/mm, 390 kg/mm, 282 kg/mm, 294 kg/ mm. Hasil dari triendline nilai grafik yang diperoleh menurun di 0% dan meningkat pada 5%. Indeks Kekuatan Sisa Dengan Variasi Abu Batubara Indeks Kekuatan Sisa Marshall untuk mengevaluasi ketahanan campuran terhadap pengerusakan air dan efisiensi daya adhesi dari bahan ikat dan agregat. Spesifikasi nilai IKS pada campuran aspal beton AC-BC minimum sebesar 80% dari nilai stabilitas awal. Indeks kekuatan sisa pada campuran aspal beton AC-WC dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Tabel Nilai IKS pada Kadar Abu Batubara Optimum Stabilitas Kadar Abu Batu Bara Optimum JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 1 Juni 2019 Firmansyah Rachman 32 Tabel memperlihatkan bahwa nilai indeks kekuatan sisa IKS mengalami peningkatan. Nilai IKS tertinggi terdapat pada variasi 0 %. Nilai IKS pada variasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% masih memenuhi spesifikasi dari aspal beton AC-WC menyebutkan bahwa nilai indeks kekuatan sisa harus lebih besar dari 80%, dengan demikian campuran yang menggunakan filler tersebut memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Nilai IKS di atas didapat dari hasil perhitungan dengan cara matematis, maka hasil tersebut adalah nilai stabilitas antara perendaman selama 30 menit, yang kemudian menggunakan persamaan regresi perhitungan marshall untuk mendapatkan nilai indeks kekuatan sisa IKS. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian yang sudah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan abu batubara sebagai filler sebesar 1-5% dapat mememenuhi syarat dalam campuran Asphalt Concrete – Wearing Course AC-WC. 2. Nilai KAO yang diperoleh pada pengujian yaitu 6,1%. 3. Pengaruh Abu batubara untuk nilai density mengalami peningkatan pada variasi 2% dan 4% yaitu gr/cm3, untuk VMA, VIM, VFA dan Flow mengalami kesamaan dalam peningkatan yaitu pada variasi 5%, sedangkan nilai Stabilitas dan MQ mengalami peningkatan pada variasi 3%. 4. Hasil pengujian marshall untuk variasi dari 0% - 5% dapat disimpulkan bahwa variasai 5% memiliki nilai terbaik dibandingkan dengan pesentase variasi yang lainnya. 5. Hasil penelitian yang didapat dari parameter marshall dan nilai indeks kekuatan sisa IKS pada campuran aspal beton AC-WC memenuh syarat yaitu > 80% dan meningkat pada variasi 0 % sebesar 119,8 %. Saran Untuk menindaklanjuti penelitian ini, diperlukan beberapa koreksi yang harus diperhatikan agar dapat dijadikan sebagai pedoman dan acuan bagi penilitian – penelitian selanjutnya agar dapat lebih baik. Adapun saran – saran untuk penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut 1. Pengaruh pemanfaatan modifikasi filler abu batubara sebagai variasi filler perlu ditambah kadarnya % pada campuran, agar nilai stabilitasnya semakin naik. 2. Dalam penelitian ini digunkan aspal pertamina pen 60/70 dan agregat yang diperoleh dari PT. Abad Jaya Abadi Sentosa diharapkan kedepan bisa mencoba dengan jenis aspal beserta dengan material yang lain. 3. Dalam penelitian kadar Abu Batubara yang terbaik yaitu 5%. KAO yang dipilih yaitu 6,1%, disarankan untuk penelitian selanjutnya agar pemakaian nilai kadar aspal langsung dibulatkan agar memudahan dalam proses penelitian. JURNAL TEKNIK SIPIL Universitas Muhammadiyah Aceh Volume 8 Nomor 1 Juni 2019 Firmansyah Rachman 33 Daftar Pustaka Achmad Prijono 1992, Batubara adalah bahan bakar hydro-karbon padat. Hardiyatmo, Hary Christady, 2015, Perencanaan Perkerasan Jalan & Penyelidikan Tanah, Yogyakarta UGM Press. Saodang, H., 2005, Konstruksi Jalan Raya, Bandung Nova. Sukirman, Silvia. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Grafika Yuana Marga Bandung ResearchGate has not been able to resolve any citations for this adalah bahan bakar hydro-karbon padatDaftar Pustaka Achmad Prijono 1992, Batubara adalah bahan bakar hydro-karbon Aspal Campuran Panas. Grafika Yuana Marga BandungSilvia SukirmanSukirman, Silvia. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Grafika Yuana Marga Bandung

aspal terbuat dari batu bara